Tanya Jawab Seputar Belajar Meneladani Ajaran
Buddha 11
Pertanyaan :
Apakah umat
berkeluarga harus menikah dan memiliki keturunan, giat berusaha menjadi teladan
bagi orang banyak? Atau tidak menikah dan banyak melafal Amituofo, apakah ini
termasuk mementingkan diri sendiri, apakah melafal Amituofo bisa terlahir ke
Alam Sukhavati? Diri sendiri tidak
memutuskan kekotoran batin (klesa), jika menikah dan memiliki anak tentunya
akan timbul banyak kerisauan, maka itu saya takut gara-gara ini jatuh ke alam
penderitaan. Tetapi jika tidak menikah nanti sanak keluarga dan kerabat teman
akan salah paham pada diriku, dan tidak memiliki kesan yang bagus pada Ajaran
Buddha. Mohon ceramahnya.
Master Chin Kung Menjawab :
Umat berkeluarga yang belajar Ajaran Buddha, mau
menikah atau tidak, itu keputusan sendiri, kalau menikah harus menjadi teladan
bagi pasangan lainnya, sebaliknya kalau tidak menikah juga harus menjadi
teladan bagi mereka yang tidak menikah, dua hal ini juga bagus adanya.
Jika tidak menikah, anda tidak memiliki kerisauan
di kemudian hari, dapat mengerahkan segenap kemampuan untuk meniti karir
sebagai pelindung Dharma, menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dan orang
banyak.
Mengenai masalah terlahir ke Alam Sukhavati, harus
memiliki keyakinan penuh, darimana keyakinan itu dibentuk? Dari ajaran sutra.
Tiga sutra dan satu sastra Ajaran Sukhavati adalah buku jaminan bagi kita untuk
terlahir ke Alam Sukhavati, kita melatih diri sesuai dengan ajaran sutra,
benar-benar telah mengamalkannya, menyelami kondisi batin seperti yang
tercantum di dalam sutra, maka dapat terlahir ke Alam Sukhavati. Jika tidak
dapat terlahir ke Alam Sukhavati, bukankah Buddha dan Bodhisattva telah
berdusta? Maka itu, harus memiliki keyakinan penuh, harus serius dan giat
belajar.
Master Shan Dao berkata : “Kita melakukan sesuai
apa yang Buddha ajarkan pada kita seperti yang tercantum di dalam sutra, kita
harus sanggup mengamalkannya dengan sempurna; apa yang Buddha larang kita
perbuat seperti yang tercantum di dalam sutra, kita pasti tidak boleh
melanggarnya”. Jika anda dapat
mengamalkan ucapan ini, maka memiliki kepastian untuk terlahir ke Alam
Sukhavati, jadi harus memiliki keyakinan.
Apakah temanmu dapat memahami dirimu atau tidak,
bagaimana pandangan mereka terhadap dirimu, ini tidak penting, yang paling
penting adalah kita harus memiliki prestasi yang bisa dilihat orang lain, prestasi
ini adalah tanda-tanda istimewa saat menjelang ajal.
Murid Master Di Xian yang bernama Gou Lou-jiang
memperlihatkan keistimewaan saat ajalnya tiba, betapa gurunya sangat memujinya!
Dia wafat dengan posisi berdiri, setelah wafat jasadnya masih berdiri selama
tiga hari, menunggu Master Di Xian datang untuk mengurus perabuannya.
Master Di Xian memuji : “Di dunia ini kalyanamitra
yang memiliki kemampuan berceramah dan menguasai ajaran dengan bagus, ketua
vihara yang memiliki nama besar, juga tak sebanding dengan dirimu!”
Maka itu kita harus memiliki prestasi yang dapat
diperlihatkan kepada orang lain, ini baru penting.
問:請問在家居士是否一定要結婚生子,努力為大家做榜樣?或是不結婚,多念佛,如此是否屬於自私,念佛會往生嗎?自己沒有斷煩惱,若結婚生子肯定有更多的煩惱,生怕會因此墮落。但不結婚又怕周圍親朋不能理解,對佛教有不好的看法。請開示。
答:在家居士學佛,結不結婚是自己的事情,結婚要做結婚人的榜樣,不結婚要做不結婚人的榜樣,都是好事情。若不結婚,你沒有後顧之憂,可以全心全力投入護法的行列,做社會大眾的好榜樣。
對於往生淨土決定要有信心,信心是從何處建立的?從經典的教誨。淨土三經一論是我們往生西方極樂世界的信心保證書,我們依照經典修行,真正做到了,契入經典所說的境界,就能往生淨土。如果不能往生,佛菩薩豈不是打妄語?所以,一定要有信心,要認真努力學習。
善導大師在《觀經四帖疏.上品上生章》講:「佛在經上教導我們做的,我們要圓圓滿滿的做到;佛在經上教導不能做的,我們決定不能違犯。」你能把這幾句話做到,往生就靠得住,所以要有信心。
朋友對你理解或不理解,還有對你的看法,這些並不重要,最重要的是我們要拿出成績給人看,這個成績就是往生的瑞相。諦閑老和尚的鍋漏匠弟子往生,老法師多麼讚歎!他站著往生,往生之後還站了三天,等老和尚來為他辦後事。老和尚讚歎道:「天下弘宗演教的善知識、名山寶剎的方丈都不如你!」所以,我們拿出成績給人看,這個重要。21-090-0070